APAKAH TEORI STRUKTURAL ITU ?
Definisi Teori Struktural
Teori struktural sastra tidak memperlakukan sebuah karya sastra
tertentu sebagai objeknya kajiannya. Yang menjadi objek kajiannya adalah
sistem sastra, yaitu seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang
mengatur hubungan berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur
tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Meskipun
konvensi yang membentuk sistem sastra itu bersifat sosial dan ada dalam
kesadaran masyarakat tertentu, namun studi sastra struktural
beranggapan bahwa konvensi tersebut dapat dilacak dan dideskripsikan
dari analisis struktur teks sastra itu sendiri secara otonom, terpisah
dari pengarang ataupun realitas sosial. Analisis yang seksama dan
menyeluruh terhadap relasi-relasi berbagai unsur yang membangun teks
sastra dianggap akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang sistem
sastra.
Sejarah Munculnya Teori Struktural
Pendekatan struktural terhadap karya sastra sesungguhnya sama
tuanya di dunia barat dengan puitik sebagai cabang ilmu pengetahuan.
Dalam bukunya yang berjudul poetika, yang ditulis sekitar tahun 340 SM
di Athena (Teeuw, 1984:120) Aristoteles meletakkan dasar yang kuat untuk
pandangan yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang otonom.
Masalah struktur karya sastra dibicarakannya dalam rangka pembahasan
tragedi, khususnya dalam pasal-pasal mengenai plot. Efek tragedi
dihasilkan oleh aksi plotnya, dan untuk menghasilkan efek yang baik,
plot harus mempunyai keseluruhan dan dipenuhi empat syarat utama yaitu
order, unity, complexity, dan coherence.
Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme
yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin
secara erat dan berhubungan antara satu dan lainnya.Karya sastra
merupakan sebuah kesatuan yang utuh.Sebagai kesatuan yang utuh, maka
karya sastra dapat dipahami maknanya jika dipahami bagian-bagiannya atau
unsur-unsur pembentuknya, relasi timbal balik antara bagian dan
keseluruhannya. Struktural genetik lahir sebagai wujud ketidak puasan
terhadap teori struktural yang melihat karya sastra sebagai sesuatu yang
otonom.
Pendekatan secara struktural sempat tidak tidak diminati pada abad ke-19
karena pendekatan secara ekspresiflah yang lebih diminati, setelah itu
pada abad ke-20 pendekatan ini muncul kembali sebagai model yang
mengalami pembaharuan cukup radikal. Pendekatan strukturalisme dalam
karya sastra dipelopori oleh kaum formalis Rusia dan strukturalisme
Praha ia mendapat pengaruh langsung dari teori Linguistik Ferdinand De
Saussure. Secara garis besar konsep Saussure menganggap linguistik
sebagai ilmu yang otonom, jika ditarik dalam ilmu sastra maka karya
sastra juga memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai
karya sastra tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
Di bidang antropologi budaya pendekatan structural muncul pada awal abad
ini, dengan peneliti perancis seprti Durkheim dan maus sebagai
pelopornya.di bidang studi antropologi (pada waktu itu di sebut
etnolagi) mengena bahasa alira strukturalis secara cukup menonjol
diwakili oleh J.P.B josselin de jong dan W.H. Rassers, dengan
murid-muridnya yang merupakan mazhab leiden, yang hasil-hasilnya
mencapai tariff internasional
Tokoh-Tokoh Dan Konsep Dasar Teori Struktural
A. Aristoteles
Empat konsep Aristoteles yaitu :
1. Order berarti urutan dan aturan. Urutan aksi harus teratur dan logis.
2. Unity berarti bahwa semua unsur dalam plot harus ada, dan tidak bisa
bertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
3. Complexity berarti bahwa luasnya ruang lingkup dan kekomplekan karya
harus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa yang logis
untuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib buruk ataupun sebaliknya.
4. Coherence berarti bahwa sastrawan tidak bertugas untuk menyebutkan hal-hal
yang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin atau harus terjadi dalam
rangka keseluruhan plot.
B. Ferdinand De Saussure
Secara garis besar, konsep Saussure menganggap linguistik merupakan
ilmu yang otonom.Jika ditarik dalam ilmu sastra, maka karya sastra juga
memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai karya sastra
tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
C. Kaum Formalis
Tokoh-tokoh kaum formalis yaitu :
a. Jakobson
b. Shklovsky
c. Erchenbaum
d. Tynjanov
Teori kaum formalis dalam waktu singkat antara 1915 dan 1930 telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga tidak mungkin pendirian
formalis disimpulkan dalam satu rumusan saja. Adapun konsep kaum
formalis yaitu :
1. Konsep yang sangat penting dalam pandangan kaum formalis adalah
konsep dominant ciri yang paling menonjol menurut pendapat dan
pengalaman mereka dalam sebuah karya sastra (seringkali pula dalam
aliran atau zaman tertentu) aspek bahasa tertentu secara dominan
menentukan ciri-ciri khas hasil karya sastra.
2. Konsep kaum formalis bersifa otonom artinya dapat dipahami sebagai kesatuan yang bulat.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Jadi
teori struktural mengkaji struktur karya sastra dimana struktur itu
merupakan satu kesatuan yang bulat dan tak dapat dipisah-pisahkan dengan
kata lain bagian-bagin pembentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar
dari pada struktur itu.Dengan teori struktural, kita dapat menunjukkan
bahwa setiap unsur itu mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan aturan
dalam struktur itu. Menurut pikiran strukturalisme karya sastra
merupakan hubungan dari pada benda-benda.struktural adalah cara
brerpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan struktur.
Satu konsep yang menjadi ciri khas teori struktural adalah adanya
anggapan bahwa dalam diri karya sastra merupakan suatu struktur yang
otonom, yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat. Secara
definitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis
unsur-unsur
Dapat dikatakan bahwa pendekatan strukturalis terhadap sastra dan karya
sastra harus di tempatkan dalam seluruh model semiotic : penulis,membaca
,kenyataan,tetapi pula system sastra dan sejarah sastra semuanya harus
dimainkan peranya dalam interprestasi karya sastra yang mnyeluruh. Tapi
sekaligus harus dikatakan bahwa dalam rangka semiotic analisis struktur
tetap penting dan prlu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar